MENGELUH TAK AKAN BERTUMBUH

 


MENGELUH TAK AKAN BERTUMBUH

Hidup kok begini-begini terus, gerutu seorang pembeli di kerumunan pasar. Rupanya pasar bukan sekedar tempat untuk transaksi jual beli. Namun disitu kita bisa melihat aneka karakter manusia.

Disisi lain ada yang menimpali, ah sama saja sekarang serba sulit, harga beras melonjak, kebutuhan lain juga. Apa ya cukup kalau tidak tambah hutang. Berbagai keluh kesah bisa kita dengar nyata di tengah hiruk pikuk pasar.

Mendengar obrolan ringan soal derita hidup, bisa jadi menggerus pertahanan mental. Maka benar dikatakan untuk memilih dengan siapa kita akan berkumpul. Apakah dengan orang yang membawa aroma wangi. Ataukah penyebar bau busuk kehidupan. Itu semua akan mencerminkan karakter kita.

Lantas ditengah perjalanan pulang dari pasar, disadarkan akan sebuah nasihat guru kehidupan "mengeluh tak akan membuatmu bertumbuh." Kalau dalam hukum the law of attraction ini sangat nyata. Kita menarik apa yang terpancar dari kedalaman rasa dan pikiran kita.

Kita jadi tersadarkan dengan sabda Rasulullah SAW "Barang siapa di pagi hari mengeluhkan kesulitan hidupnya, berarti seakan-akan dia mengeluhkan Rabbnya. Barang siapa di pagi hari bersedih karena urusan duniawinya, berarti sungguh di pagi hari ia tidak puas dengan ketetapan Allah. Barang siapa menghormati seseorang karena kekayaannya, sungguh telah lenyaplah dua pertiga agamanya"

Orang yang terus mengadu akan nasib yang dialami menandakan tidak ridha atas ketentuan Allah. Hal ini justru akan mengundang kesialan demi kesialan. Hati-hati dengan orang seperti ini. Waspadalah, karena bisa jadi akan menyeret kita pada lubang penyesalan.

Orang yang mengeluh itu seperti menyumbat jalur. Semua serba jadi salah dan mengundang kesialan. Apalagi sampai mengekspresikan ketidak relaan dalam ucapan. Lipatan energi keburukan yang diundang sungguh dahsyat.

Manusia yang selayaknya pohon itu harus bertumbuh. Syarat untuk bertumbuh tentu harus dengan perawatan dan pemupukan yang benar. Perawatan bisa dengan menjaga pertemanan kita. Karena kawan itu akan mempengaruhi kemana kita akan berlabuh.

Pemupukan dengan mengolah segala kejadian dengan keridhoan. Karena setiap kejadian kehidupan adalah sarana bertumbuh. Mengokohkan kita dalam keimanan.

Namun apabila kita mengeluh (tidak ridho) itu seperti memberikan racun pada pohon kehidupan kita. Bukan bertumbuh, justru akan membunuh secara perlahan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah:
"Wahai jiwa yang tenang!
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. (Q.S.al-Fajr [89]: 27-28)"

Ayat tersebut mengindikasikan bahwa manusia harus aktif. Kitalah yang harus terus menerus berlatih ridho kepada Allah. Rumusnya adalah Rodhiatan Mardiyah bukan terbalik Mardiyatan Rodhiah. Jadi kitalah yang harus memastikan setiap saat ridho kepada apapun saja yang Allah tentukan untuk kita, jika kita ridho dan terus ridho efeknya pasti diridhoi oleh Allah.

Seharusnya ridho berlangsung di setiap saat dalam proses kehidupan. Namun kebanyakan manusia tidak berdiri di fakta hidupnya, tidak berdiri di kenyataan hidupnya mereka berdiri di harapannya saja.

Maka yang akan terjadi adalah akan selalu merasa kurang apa yang di dapat dari hidupnya. Disisi lain, saat kita ikhlas berpijak ditempat dan momentum yang Allah berikan saat ini. Maka ridho Allah akan menyertai keikhlasan kita untuk melangsungkan kehidupan kita.

Jadi ridho itulah yang menjadi jalan agar kita tidak mudah mengeluh. Ridho akan menjadikan kehidupan kita terus bertumbuh. Jalan yang akan menjadikan kita lebih tenang ditengah gelombang. Karena pemenang adalah mereka yang terus mengarungi gelombang, bukan yang tumbang terhantam karang kehidupan.

Wallahu A'lamu Bish-Showab
Desa Menari,28 Februari 2024
Pejalan Kehidupan

Posting Komentar untuk "MENGELUH TAK AKAN BERTUMBUH"