MANUSIA YANG SADAR POSISI

 

MANUSIA YANG SADAR POSISI

Mencermati tulisan sebelumnya tentang manusia yang asli. Banyak pertanyaan yang bergelayutan dibenak. Loh kalau begitu, sebagai manusia yang nol tidak punya kuasa dong. Ndak perlu ngapa-ngapain kalau begitu.

Pernyataan tersebut justru menandakan manusia yang tidak sadar posisi. Posisi hamba adalah menjalankan perintah tuannya. Manusia sebagai hambanya Allah tugas pokoknya adalah menjalankan perintah-Nya.

Kita bisa merujuk pada QS. Adz-Darariyat ayat 56. Kembali pada pembahasan sebelumnya, tentang manusia asli yang sadar tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah.

Sedangkan sebagian dari kita selama ini terjebak pada pemikiran, karena kita melakukan sesuatu, pasti hasilnya sesuai yang kita inginkan. Bukankah manusia-manusia palsu yang tidak sadar posisi ini yang sering dilanda stres.

Penguat kesadaran hamba ini bisa kita cermati dari firman-Nya. "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS.At-Taubah:105).

Nah, tugas kita hanya bekerja (ikhtiar) menjalani kehidupan. Aktivitas perjalanan kehidupan kita sebagai hamba akan menjadi catatan persaksian kita. Ditegaskan kembali dipertengahan ayat, Allah yang mengetahui yang gaib.

Masa depan kita adalah sesuatu yang ghaib. Bahkan akan terjadi apa di 5 menit yang akan datang. Tiada satupun dari kita yang tahu. Sejatinya kehidupan kita diliputi kegaiban. Itulah kenapa kita diminta beriman pada yang ghaib. Instrumen yang kita gunakan adalah hati, bukan pikiran (otak).

Lantas bagaimana kita bersikap agar tidak menjadi manusia apatis? Bekerjalah (beraktivitas lah). Karena ini adalah tugas kehidupan kita. Landasi semua sebagai pengabdian kita kepada-Nya.

Allah memperjalankan apapun melalui ketentuan (sunatullah). Termasuk manusia yang sadar posisi ya harus beraktivitas dengan giat. Sebagai ikhtiar untuk menjadi hamba yang baik dan berkualitas.

Namun, dalam aktivitas apapun harus dilandasi kesadaran. Semua berlaku atas kehendak Allah. Termasuk kita dimampukan melakukan aktivitas.

Maka, kesadaran yang harus menghujam kuat adalah senantiasa memohon petunjuk kepada Allah. Bukan hanya saat sholat saja kita melafazdkan permohonan (QS.1:6). Tapi harus dibuktikan dalam setiap gerak kehidupan.

Mulai dari hal sepele,misalnya kita mau minum, mohonlah petunjuk kepada Allah. Dikembangkan dalam seluruh aktivitas kehidupan. Saat bangun tidur setelah bersyukur, lanjutkan lah memohon petunjuk untuk menjalani kehidupan. Inilah karakter manusia asli yang sadar posisi. Menggantungkan apapun dari diri kita hanya kepada Allah. Inilah proses ma'rifatullah.

Wallahu a'lamu Bish-Showab

Desa Menari, 16 Februari 2024

Pejalan Kehidupan

Posting Komentar untuk "MANUSIA YANG SADAR POSISI"