CARA LATIHAN BERSYUKUR

 


CARA LATIHAN BERSYUKUR

"Okehi anggonmu syukur ben uripmu mujur." Nasihat umum yang baru ngeh dan pelan-pelan bisa dipahami. "Perbanyak bersyukur biar hidupmu beruntung." Begitu kira-kira kalau kita bahasakan Indonesia, nasihat diatas.

Mungkin ada yang memberontak dengan nasihat tersebut. Atau itu hanya saya awalnya. Ditengah goncangan kehidupan yang silih berganti, bagaimana kita tetap bisa bersyukur, protes saya.

Melihat teman yang jauh lebih berhasil. Melihat orang disekitar kita yang kelihatan lebih nyaman. Nasihat tersebut seolah hanyalah pelibur dikala gundah.

Ketika kondisi kejepit kehidupan, kita meminta nasihat pada tetua kehidupan. Segala keluhan kita suguhkan. Beliau mungkin memberikan jawaban uper cut yang menohok. "Pantes uripmu ngoyo, isine mung sambat tok." Pantas hidupmu susah, karena isinya hanya keluhan, begitu maksudnya.

Saya jadi teringat sempilan nasihat Gus Baha di beranda FB yang kadang muncul. "Orang yang bersyukur nunggu punya Alphard, punya rumah mewah dan lainnya itu orang yang goblok."

Gus Baha melanjutkan "lebih penting mana bisa makan satu piring dengan punya Alphard? Ndak punya Alphard kamu ndak akan mati, tapi kalau sudah ndak bisa makan, itu bisa membuat menderita."

Makjleb kalau bahasa gaul anak kampung. Pantas saja untuk bersyukur saja manusia itu harus dipaksa. Sampai Allah SWT membuat pengunguman secara tegas.

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim (14):7)

Ternyata untuk bersyukur saja manusia itu harus dipaksa dengan reward dan punishment. Apabila bersyukur nikmat ditambah. Namun kalau tidak bersyukur adzab-Nya sangat berat. Tidak ada pilihan lain kecuali bersyukur.

Perenungan perjalanan berikutnya menuntun pada pertanyaan batin. Bagaimana supaya kita bisa bersyukur dengan gelombang ketidakpastian kehidupan.

Eh jawaban ini didapatkan saat obrolan di sela-sela makan siang kemarin di Magelang. Pak Novian sebagai Shohibul bait. Menyampaikan dengan ringan nasihat yang beliau terima dari Pak Guru.

Bersyukur itu salah satu cara kita membersihkan hati. Harus dilatih dari cara-cara sederhana yang melekat pada kehidupan kita sehari-hari.

Misalnya, kita pingin minum teh. Ternyata Allah mengabulkan kita dibuatkan teh oleh istri dan diberi kemampuan untuk meminumnya. Sampaikan syukur kita kepada Allah.

Kita ingin perjalanan kita ke salah satu tempat selamat. Ternyata kita selamat sampai tujuan. Sampaikan syukur kita kepada Allah.

Terus latih dari hal-hal sederhana yang mudah kita dapatkan. Sampai bersyukur betul-betul menjadi kebiasaan yang melekat. Jangan melompat untuk bersyukur pada hal-hal besar saja.

Ketika diri kita sudah mudah sekali untuk bersyukur dari hal-hal kecil. Jiwa kita akan mudah plong. Akhirnya kita bisa merasakan betapa limpahan rahmat dan kasih sayang Allah itu sangat nyata.

Dengan begitu lambat laun keluhan demi keluhan akan terkikis dari kehidupan kita. Ajaibnya, kalau sudah seperti itu, kehidupan akan terasa lebih lapang.

Kelapangan hati dan pikiran karena bersyukur itulah yang akan mendekatkan kita kepada Allah. Puncaknya, bersyukurlah kita karena masih diberikan kesempatan untuk mengabdi kepada Allah SWT. Inilah jalan menuju ma'rifatullah.

Oo, saya jadi melongo. File di memori otak akan lintasan nasihat dari para tetua dan pejalan kehidupan jadi terasa bermakna sekali. Pantas saja Rasulullah bersabda: ''Doa yang paling utama adalah tahmid (mengucap Alhamdulillah)'' (HR Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah).

Wallahu a'lamu Bish-Showab
Desa Menari, 12 Februari 2024
Pejalan Kehidupan

Posting Komentar untuk "CARA LATIHAN BERSYUKUR"