TERJEBAK PUZLE PIKIRAN


TERJEBAK PUZLE PIKIRAN

Teras homestay Pak Iban Mangunan Yogyakarta menyisakan banyak saksi perjalanan. Meski cuma sebentar  bersama dalam rangkaian kegiatan. Kami para perwakilan dari pegiat pemberdayaan lintas pulau bertemu. 

Sebelumnya kami banyak bertegur sapa secara online. Begitu tiba kesempatan untuk jumpa darat. Wah rasanya betul-betul menggembirakan. Bahkan seorang kawan yang sakit pun, menyempatkan hadir. Jauh dari Jambi melewati hambatan fisik yang berat.

Saling bercerita kondisi kegiatan masing-masing. Sekaligus untuk mencari benang merah penyelesaian atas persoalan yang dihadapi. Mendengar saling sharing satu dengan lainnya. Muncul berbagai solusi yang tak terpikirkan sebelumnya.

Betul apa yang disabdakan Kanjeng Nabi Muhammad, bahwa silaturrahmi itu memanjangkan umur dan membuka jalan rezeki. Termasuk penyelesaian benang ruwet persoalan yang dihadapi. Kita sering terjebak pada bayangan  penyelesaian masalah yang kelas berat. Ternyata dari yang sederhana dan ringan itu sering  ketemu jawabannya.

Seorang kawan membuka obrolan malam itu dengan cerita yang heroik. Plus persoalan-persoalan yang dihadapi. Sudah berusaha menyelesaikan segala problema yang ada. Namun justru memperkeruh suasana.

Menyimak dengan seksama setting cerita yang disampaikan. Seorang kawan yang lebih muda usianya berseloroh. Jalani saja, kami sudah melewati itu semua. Masalah itu tangga untuk naik kelas.

Wuih, saya jadi tertegun dan merenung dalam hati. Pengalaman memang guru terbaik. Tak pandang usia, meski kawan saya tersebut masih belia. Tapi karena rajin menempa diri dalam tantangan berat melebihi usianya. Justru kebijaksanaannya mengalir deras dan menyejukkan. 

Setelah menyimak obrolan panjang lebar sampai melewati tengah malam. Ada benang merah yang bisa ditarik. Pikiran itu seperti susunan puzle. Tidak bisa linear dan datar-datar saja kalau mau indah perjalanan kehidupannya.

Rajin tidaknya kita menempa diri dalam belantara kehidupan. Akan berpengaruh pada susunan puzle pikiran itu sendiri. Namun ada hal yang perlu diwaspadai dari puzle pikiran. Kalau kita tidak mau meluaskan pergaulan. Membentangkan cakrawala pemikiran. Kita bisa terjebak dalam puzle pikiran.

Buktinya kawan yang dengan heroik menceritakan prosesnya. Masih saja berputar saja pada puzle pikirannya. Solusi belum diketemukan meski sudah berpikir serius. Energinya habis untuk berputar pada rangkaian persoalan yang sama.

Namun saat bersama-sama jagongan, kemudian guyon bareng malah ketemu solusinya. Berarti agar tidak terjebak pada puzle pikiran, kita harus belajar mengendap. Pengendapan itu urusan hati. 

Berkali-kali kita sering bahas bareng. Pikiran itu pintu masuk ego. Orang yang masih berhenti pada level pikiran mudah terjebak. Sudut pandang benar salah sangat dominan. Sayangnya pikiran sering menyelinap dan menganggap dirinya yang benar, orang lain salah.

Pengendapan menjadi proses penting untuk masuk level kebijaksanaan. Hati yang terbuka dan jernih akan meluruhkan residu pikiran. Kala sudah seperti ini, seseorang akan mudah keluar dari jebakan puzle pikiran. Tandanya adalah kelegaan dan kemantapan dalam melangkah.

Berkaca pada irisan kisah yang kami alami di teras rumah Pak Iban. Betapa berjumpa dengan orang lain itu penting. Maka kita bisa dibuat takjub dengan kisah orang-orang yang rajin merawat silaturrahmi. Bukan hanya berhasil melewati  jebakan pikiran. Namun kebijaksanaannya juga selalu dikangeni.


Wallahu A'lamu Bish-Showab

Pasar Raya Salatiga, 9 Agustus 2023

Kang Tris DM

Pembelajar Kehidupan

Posting Komentar untuk "TERJEBAK PUZLE PIKIRAN"