TUGAS KEHIDUPAN
Mumpung momentum pergantian tahun baru menginjak hari kedua. Rasanya pas bagi kita untuk merenungi kehidupan kita, dengan harapan agar menuju kearah yang lebih baik. Salah satu perenungan bagi kita adalah mengenai tugas kehidupan. Yups, mungkin masih ada yang terganjal dengan tugas-tugas tahun lalu yang belum selesai, dan masih terbawa sampai pergantian tahun ini.
Tugas kehidupan yang kita bicarakan disini adalah mengenai peran pokok kita sebagai manusia. Pernahkah kita mempertanyakan mengapa kita dihadirkan di dunia ini? Lebih lanjut kita bertanya tentang apa tugas penciptaan kita sebagai manusia. Kalau berbicara tugas menjadikan kita terkadang merasa terbebani. Seperti pandangan sebelumnya tentang tumpukan tugas yang belum selesai. Yes, itu terkait tugas peran masing-masing dari kita. Karena ada tugas pokok kehidupan yang salah satunya dijalani dalam peran kehidupan. Peran kehidupan yang kita maksud disini adalah aktivitas masing-masing dari kita. Ada yang berperan jadi petani, pedagang, guru, dosen, pengusaha, politisi dan berbagai peran lainnya.
Tugas dalam peran kehidupan itu berkaitan dengan hubungan kita sesama mahluk. Tetapi tugas kehidupan adalah hubungan kita dengan pencipta kita. Para cerdik cendikia dan bijak bestari mengawali fase perjalanannya dengan mempertanyakan tugas kehidupan ini. Menelisik tugas kehidupan ini ya sangat pas dan tidak bisa ditawar lagi ketiga kita bertanya kepada Sang Maha Pencipta.
Dalam QS (51). Az-Zariyat ayat 56 Allah SWT menegaskan "Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka mengabdi kepada-Ku". Begitu jelas dan lugas Allah memberikan tugas kehidupan kepada manusia sebagai mahluknya. Hanya mengabdi kepada Allah SWT itulah tugas manusia. Mengabdi disini dalam artian luas, baik secara sempit hubungan kita kepada Allah dan hubungan kita kepada sesama makhluk hidup.
Sudut pandang ini harus diluruskan terlebih dahulu. Karena masih banyak diantara kita yang meragukan tentang tugas mengabdi atau menghamba kepada Allah. Karena kita hidup dialam materi, sering kita terjebak boro-boro untuk mengabdi, untuk hidup saja kita sudah susah. Kita menjadi ter-dikte pada alam materi, sehingga hidup ya sebatas untuk memenuhi kebutuhan materi.
Perlu kita camkan, sudut pandang yang keliru akan tugas kehidupan adalah awal mula dari bencana baik secara diri individu maupun sosial. Ada yang berseloroh bahkan, jangan bawa-bawa Tuhan dah dalam kehidupan, ngurusi hidup saja sudah susah. Kalau Tuhan hadir mestinya kita ndak repot gini dong, apa-apa susah.
Logika ketinggian ini harus kita sederhanakan dalam logika anak TK atau SD. Sebagai contoh kita memiliki anak yang usia SD. Kita masukkan anak kita ke sekolah, kita berpesan pada anak kita "dik belajar yang rajin ya, ndak usah mikir macam-macam, tugas adik adalah belajar yang rajin". Sebagai anak yang baik, maka dia patuh dan belajar dengan rajin. Pertanyaan yang muncul adalah, selama anak kita belajar, segala kebutuhan anak kita terpenuhi ndak?. Pastilah orang tua akan bersungguh-sungguh memenuhi segala kebutuhan si anak, dari kebutuhan sekolah, makan, minum, pakaian dan segala kebutuhannya. Apalagi kalau anak kita berprestasi dalam sekolah, kita tidak segan-segan untuk memberikan hadiah. Padahal tugas anak hanya bersekolah, tetapi seluruh sarana yang diperlukan dalam kehidupan si anak akan diusahakan yang terbaik oleh orang tuanya.
Logika anak SD ini mari kita bawa dalam keseharian kehidupan. Bukankah tugas kehidupan kita sebatas mengabdi. Perintah itu datang langsung dari Allah Sang Maha Pencipta dan Pemelihara. Maka, sudah sewajarnya apabila kita disediakan seluruh sarana kehidupan oleh Allah untuk tugas pengabdian kita. Apabila pas kita jadi hamba yang bener, kita bisa dikasih kok bonus oleh Allah. Bahkan tugas peran kehidupan kita juga bisa jadi beres. Allah masih memberikan penegasan lagi"Mintalah kepada-Ku, pasti Aku kabulkankabulkan ( QS. Al-Mukmin: 60) ". Jadi selain sarana yang tersedia kita juga minta tambahan sarana selama itu diperlukan bagi kehidupan.
Maka, mari kita menata ulang kembali sudut pandang kita tentang tugas kehidupan secara pokok. Lalu kita kaitkan tentang peran kehidupan kita masing-masing dengan tugas pokok kehidupan. Jangan sampai kita ter dikte oleh alur kehidupan dunia yang bersifat materialistik yang ujung-ujungnya justru menyengsarakan. Karena keliru sudut pandang akan menjadi pemicu awal kita terjebak pada stress yang berkepanjangan.
Desa Menari, 2 Januari 2023
Kang Tris
Murid Sekolah Kehidupan
Posting Komentar untuk "TUGAS KEHIDUPAN"