MEWASPADAI KERUGIAN
Pesta pergantian tahun telah usai. Berbagai kemeriahan menunggu momentum pergantian tahun dirasakan hampir disetiap sudut dengan caranya masing-masing. Sebagai orang Jawa, saya sangat ta'dzim pada cara orang-orang terdahulu mensikapi pergantian waktu dengan acara tirakatan atau wungon. Para pinisepuh melakukan tirakat, perenungan bahkan ada yang sampai tapa mbisu. Mereka betul-betul berjalan ke dalam diri.
Para sesepuh betul-betul menyadari bahwa pergantian waktu adalah sebuah proses spiritual. Mereka melakukan perenungan atas apa yang telah dijalani. Melakukan muhasabah atau evaluasi atas pencapaian ruhani dalam menjalani kehidupan. Mereka betul-betul mewaspadai agar hidupnya tidak terus merugi. Bukankah pergantian tahun juga penanda kalau waktu untuk kembali semakin mendekat. Mereka mawas diri bahwa perjalanan waktu banyak menikung hidupnya sehingga sering lupa untuk eling sangkan paran.
Allah SWT sebagai Sang Maha juga sampai bersumpah dengan waktu atau masa. Bukankah sebagai hamba-Nya kita sadar betul-betul bahwa sesuatu yang dibuat sumpah oleh Allah SWT pasti sesuatu yang istimewa, penting dan ada rahasia yang harus digali
Allah SWT mengingatkan dalam QS. Al-'Asr. Surat ke 103 yang hanya berisi 3 ayat tapi sangat lugas mengenai sikap hidup yang harus diambil hamba-Nya. " Demi masa (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (2) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan nasihah-menasihati supaya menaati kebenaran, dan nasihah-menasihati supaya menetapi kesabaran (3) ".
Sungguh manusia senantiasa berada dalam kerugian begitu Allah SWT menegaskan. Kalau Sang Maha pencipta saja sudah melabeli kita orang yang merugi, lantas apalagi yang perlu kita banggakan. Kita sering merasa bangga dengan segala atribut yang disampirke atau dititipkan kepada kita bisa berupa harta, jabatan, popularitas dll. Kita sering tidak sadar bahwa segala titipan itu telah mencuri waktu dan kesadaran kita untuk hidup hanya untuk dan dalam Allah SWT.
Tetapi Allah Sang Maha Rahman dan Rahim tidak serta merta melakukan penilaian final terhadap manusia dalam mensiasati anugerah waktu. Dalam ayat 3 surat Al-'Asr Allah memberi empat kriteria manusia yang tidak akan merugi. Pertama adalah orang-orang yang beriman. Karena Rasulullah SAW sendiri menegaskan bahwa sikap orang-orang yang beriman itu sungguh elok " Bersyukur apabila diberikan nikmat, dan bersabar tatkala diuji dengan masalah ". Bukankah hidup manusia siapapun ya hanya berjalan diantara dua hal tersebut yaitu nikmat dan cobaan. Maka iman menjadi pilar utama dalam mengarungi kehidupan.
Kedua adalah orang-orang yang mengerjakan amal saleh. Orang beriman senantiasa menyandarkan hidupnya pada bimbingan Allah SWT agar waktunya produktif mengerjakan perbuatan kebaikan atau amal saleh. Manusia yang menghamba sadar betul bahwa hidup ini penuh ujian, maka dia membutuhkan bimbingan dan pertolongan Allah SWT agar lulus menjalani ujian. Karena kalau tidak ditolong Allah dia akan diujo atau dibiarkan saja dan pasti tersesat.
Ketiga,saling menasihati dalam kebenaran.Sikap orang beriman itu sangat tegas untuk membedakan kebenaran dan kebatilan. Dia tidak bersikap ragu-ragu apalagi menelikung yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Maka dia tidak alergi terhadap kritik, saran dan nasehat yang membangun. Pun dia juga tidak sungkan untuk memberikan masukan sesuai kapasitasnya dalam koridor kebenaran.
Keempat, saling menasihati dalam menetapi kesabaran. Sabar adalah energi yang ampuh para pemenang kehidupan. Ada ungkapan jawa "wong sing sabar mesti subur". Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa bersabar. Orang yang sabar memiliki elastisitas dalam menghadapi problema kehidupan. Dan bukankah Allah SWT sendiri berjanji akan memberikan pahala tak terbatas bagi orang-orang yang bersabar.
Maka, mari dimomentum tahun baru ini, betul-betul kita mentadaburi ( mengambil sari pati hikmah) tentang rahasia waktu dari surat Al-Asr.Semoga Allah membimbing kita semua agar menjadi orang yang beruntung. Serta diberikan pertolongan oleh Allah untuk selamat dari sang pencuri waktu kehidupan agar kita tidak menyesal dikemudian hari.
Desa Menari, 1 Januari 2023
Kang Tris
Murid Sekolah Kehidupan
Posting Komentar untuk "MEWASPADAI KERUGIAN"