MEMILIH KISAH KEHIDUPAN
Kang
Tris*
Kehidupan
merupakan serangkaian kisah yang kita torehkan dalam lembaran kisah. Merajut
peristiwa demi peristiwa untuk menjadi cerita lengkap sejarah hidup kita. Selayaknya sebuah
kisah,kehidupan pribadi masing-masing orang tentunya tidak hanya berisi sesuatu
yang menyenangkan saja. Atau hanya dikisahkan dalam adegan keindahan sesuai
yang diimpikan oleh orang tersebut. Karena hidup senantiasa berjalan bagaikan
ombak dilautan,kadang tenang, kadang meninggi,bergemuruh. Itulah lembaran
dinamika kehidupan setiap orang.Karena dalam semua peristiwa apapun yang terjadi,baik yang nampak
menyenangkan maupun yang nampaknya tidak menyenangkan dalam pandangan kita
pasti ada hikmah yang bisa dipetik. Setiap peristiwa yang terjadi merupakan
anugerah Allah SWT yang perlu bersama-sama kita belajar untuk bersyukur. Hidup
tidak lurus-lurus saja,penuh dinamika dan pastinya akan menjadi rangkaian indah
dan makna tersendiri ketika kita berada dalam titik hening untuk mengamati
kisah tersebut,bukan menghakimi peristiwa yang terjadi. Dalam kesadaran
ini,kita akan menerima sunnatullah dengan kelapangan,bahwa segala sesuatu
diciptakan berpasangan oleh Allah SWT. Ada siang –ada malam,ada hidup-ada
mati,ada senang-ada susah,ada kemudahan-ada kesulitan.
Memaknai
pasangan kehidupan sebagaimana disebutkan diatas,ada yang memandang dalam sudut
pandang sempit sehingga yang terasa hanyalah kemurungan dan mala petaka dalam
hidupnya. Seolah hidupnya hanya mengisahkan peristiwa yang menyayat dan
memilukan,sehingga hidup bagaikan beban yang harus dipikul kesana-kemari.
Cerita yang terangkat dari kisah hidupnya hanya berisi keluh kesah yang seolah
tiada berujung. Seolah menjadi do’a karena setiap hari hanya diisi dengan
keluhan,maka nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta senantiasa tertutupi oleh
pandangan sempitnya dan hanya menjadi rengekan belaka,maka semakin dia
meratapi,justru akan semakin mempersempit kisah hidupnya.
Disisi
lain,ada yang menjalani kehidupan dalam sikap tamak dan rakus. Orang ini juga
tidak jauh berbeda dari tipe orang sebelumnya,karena dia memandang segala
sesuatu serba kekurangan. Namun orang tipe ini justru lebih berbahaya,karena
dalam gelimang harta dan kemewahan pun dia akan tetap merasa kurang. Maka orang
ini menjadi rakus,karena yang ada hanyalah pemuasan nafsu belaka. Bukankah
nafsu itu ibarat ilusi,semakin dikejar maka hanya akan semakin membuai dan
tidak pernah mencapai titik pemuasan. Lebih jauh orang seperti ini akan
menghalalkan segala cara untuk memenuhi segala ilusinya akan kebahagiaan.
Dipikirannya adalah semakin semua keinginan duniawinya terpenuhi maka semakin
mendekat pada kebahagiaan. Justru dia akan terjerumus semakin dalam,karena
semakin dikejar bayang-bayang kebahagiaan tersebut,semakin jauh pula dari rasa
puas. Maka orang seperti ini di irikan oleh orang tipe pertama seperti
disebutkan diatas,padahal dalam relung batinnya sendiri,kalau dia mau jujur
juga jauh dari kebahagiaan.
Dikisah
lain,ada yang menjalani kehidupan dengan mengedepankan prasangka baik dan
proporsional dalam menjalaninya. Dia menikmati setiap dinamika dan proses
hidupnya sebagai pembelajaran untuk menemukan hikmah. Dalam rentang proses
hidupnya dia jadikan sebagai rangkaian kisah penghambaan kepada Allah SWT.
Dunia yang fana berusaha diletakkan hanya sebatas ditangannya, bukan sampai
masuk ke relung hatinya. Diamanahi keberlimpahan harta dia jadikan wasilah
untuk berderma dalam kehidupan. Diberikan keluasan pandangan dan hikmah
dijadikannya untuk mengawal proses kehidupan bersama menjadi semakin baik dalam
proses penghambaan. Dikala dijalankan dalam proses hidup yang menurut orang
lain penuh penderitaan,dia jalani dengan tetap menjaga prasangka baik kepada
Allah dan berusaha mengambil hikmah dibalik semua peristiwa tersebut. Dia
camkan dalam hidupnya firman Allah SWT dalam Q.S. (94) Asy-Syarh ayat 5 “maka
sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” yang dipertegas lagi dalam ayat 6
“ sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. Dengan sikap dan pandangan
hidup seperti ini,maka dia berusaha menjaga kejernihan hatinya hanya untuk
tertuju kepada Allah SWT. Orang yang menjalani kisah hidup seperti
ini,senantiasa berusaha untuk menebar kebaikan dimanapun dan mensikapi setiap
kisah kehidupan masyarakat sebagai jalan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Maka daya tahan orang tipe ketiga ini melebihi dua orang tipe sebelumnya.
Berangkat
dari analogi kisah diatas,bagaimana kita akan menjalani kehidupan. Semua
pilihan ada pada diri kita masing-masing. Dibutuhkan keberanian untuk
menentukan pilihan, mau jadi tipe yang mana dari ketiga analogi tersebut.
Tentunya harus disadari pula bahwa setiap pilihan mengandung dinamika dan
tanggungjawab masing-masing. Dan selayaknya kita sebagai pribadi yang berusaha
menjadi bagian dari pelita kehidupan memilih yang ketiga. Meminjam ungkapan
Nistain Odop “ kita punya pilihan,yaitu antara benar-benar hidup atau
semata-mata hidup. Camkanlah!” Ya,kita mau menjalani pilihan hanya sebatas
sebagai sampah yang tersapu air,terombang-ambing diantara fatamorgana
angan-angan kita yang akhirnya berujung pada penyesalan dan terdampar ditepian
pantai kehidupan. Atau kita memilih untuk menjadi samudera yang siap menjalani
hidupnya dengan segala dinamika gelombang kehidupan. Ujung akhirnya kokoh
dengan pilihannya untuk menyapu setiap kotoran-kotoran dihidupnya untuk
mempersembahkan yang terbaik pada proses kehidupan. Ujung perjalanannya adalah
keluasan pandangan dan keikhlasan hidup untuk mengabdi hanya kepada Sang Maha
Pencipta,Allah SWT.
*Pegiat dan Ketau
Pokdarwis Desa Menari
Posting Komentar untuk "MEMILIH KISAH KEHIDUPAN"