OUTBOUND NDESO SEBAGAI LANGKAH KOLABORASI
Outbound masuk kedalam bagian pendidikan yang dikemas diuar kebiasaan. Kalau secara umum, pendidikan senantiasa tersekat dalam ruang. Outbound memecah kebuntuan itu, dengan menghadirkan peserta didik pada alam sesungguhnya.
Pada periode dimana kurikulum merdeka didengungkan. Metode outbound menjadi salah satu hal yang menarik untuk dilakukan. Karena banyak sekali unsur pembelajaran yang bisa dimasukkan.
Namun kita perlu memperluas cakupan konsep outbound. Dari yang sebelumnya identik dengan pembelalajaran menantang disertai dengan peralatan yang sistematis. Dikembangkan kearah yang lebih luas pada sarana pembelajaran yang terbentang.
Berangkat dari pengalaman sebagai peserta maupun saat bergabung memfasilitasi kegiatan. Pada tahun 2009 Kang Tris yang kemudian dikenal sebagai pendiri laboratorium sosial Desa Menari. Menawarkan konsep baru yang diberi branding Outbound Ndeso.
Branding Outbound ndeso bukan tanpa alasan. Mengingat sejak tahun 2007 Kang Tris terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Berkegiatan dengan masyarakat kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali menjadi denyut langkahnya.
Dia lantas berpikir, bagaimana agar kegiatan outbound bisa menjadi salah satu bagian pemberdayaan masyarakat yang dilakukan. Sekaligus untuk mengkonservasi dolanan tradisional Nusantara. Hal ini kemudian menjadi bagian ide di laboratorium sosial Desa Menari selang beberapa tahun setelahnya.
Lantas ada yang bertanya, apa itu outbound ndeso? Apa perbedaannya dengan outbound secara umum? Pertanyaan yang wajar diajukan bagi para klien yang telah memakai jasanya pada tahun-tahun sebelumnya.
Apa Itu Outbound Ndeso
Outbound ndeso merupakan sebuah kegiatan yang mengkolaborasikan ilmu pengembangan perilaku dengan aktivitas masyarakat. Outbound sebagai salah satu bagian dari experimental learning sangat menekankan pada pembelajaran empiris.
Disisi lain aktivitas masyarakat termasuk kearifan budaya Nusantara juga merupakan ekspresi dari pengalaman empiris masyarakat. Maka memadukan konsep outbound dengan aktivitas masyarakat sangat memungkinkan.
Maka outbound ndeso dalam konsep yang digagas Kang Tris mengacu pada tiga hal. Pertama Outbound yang dilakukan di Desa. Kedua outbound dengan aktivitas ala Desa. Ketiga outbound yang dipandu oleh orang-orang desa setempat.
Pertama, outbound yang dilakukan di Desa. Konsep ini adalah melihat Desa dari berbagai sudut geografis, sosiologis dan antropologisnya. Tidak melakukan perubahan secara besar-besaran terhadap desa.
Mungkin sebagian juga ada vendor outbound yang melakukan kegiatan jasanya di Desa. Namun masih sebatas numpang untuk tempat kegiatan saja. Dipilih tempatnya pun secara parsial di Desa. Atau tempat di desain secara khusus untuk bisa dijadikan wahana outbound.
Outbound ndeso menjadi sekaligus langkah konservasi kearifan yang ada di desa. Dimana di Desa Menari, kegiatan outbound dilakukan menyatu dengan pemukiman warga.
Lokasi yang dijadikan permainan juga halaman-halaman rumah penduduk. Atau lahan milik masyarakat yang bisa di gunakan. Karena space yang terbatas, maka dilakukan dengan sistem rotasi pos permainan.
Kedua, outbound dengan aktivitas ala Desa. Karena tempat yang dipilih berada di lokasi pemukiman. Tentu pilihan aktivitas juga disesuaikan dengan lahan yang ada.
Di Desa Menari, aktivitas outbound banyak menggunakan permainan Nusantara. Dipadukan dengan olahraga tradisional yang sudah masuk cabang perlombaan. Ditambah dengan permainan yang memanfaatkan bahan-bahan lokal.
Disisi lain, selain dolanan Nusantara dan ragam permainan berbahan lokal. Dikombinasikan dengan ragam aktivitas masyarakat. Karena di Desa Menari, profesi mayoritas masyarakat adalah petani dan peternak. Maka rombongan pengunjung juga diajak belajar profesi masyarakat.
Maka jangan berpikir ketika outbound ndeso di Desa Menari kita akan disuguhkan lahan yang sudah di desain khusus menjadi wahana. Semua justru dijaga biar senatural mungkin.
Sejak dikenalkan dari 2009 konsep ini sampai saat ini, juga tidak ada perubahan besar pada lokasi outbound ndeso. Perubahan yang ada mengikuti pola penataan kawasan pemukiman masyarakat itu sendiri.
Ketiga, outbound yang dipandu oleh masyarakat setempat. Pemberdayaan menjadi nafas dari kegiatan outbound ndeso. Kalau kebanyakan lembaga outbound membutuhkan tenaga profesional. Outbound ndeso melihat dari sisi yang berbeda.
Outbound ndeso yang digagas Kang Tris menekankan pada peningkatan kapasitas SDM Desa. Bagaimana orang-orang desa setempat diberikan wawasan singkat tentang teknik kepemanduan.
Mereka diterjunkan sesuai dengan kapasitas SDM yang berbeda-beda. Namun hal ini justru menjadi unik. Karena respon mayoritas pengunjung Desa Menari sangat positif. Mereka mengapreasiasi tentang keberanian orang desa yang kesehariannya jauh dari dunia pembuangan SDM. Tapi mau belajar dan berani terjun sebagai pemandu.
Pengunjung bisa berbaur aktivitas ala Desa dipandu oleh asli orang desa. Sisi humanitas yang tergambar jelas pada kegiatan outbound ndeso di Desa Menari.
Karena keuinikan inilah, yang membawa Kang Tris mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Award 2015 bidang lingkungan oleh PT. Astra Internasional TBK. Dewan juri menilai kegiatan yang dilakukan Kang Tris menjadi bagian dari proses konservasi terhadap lingkungan.
Desa Menari, 26 Juli 2023
Kang Tris DM
Pegiat Desa Menari
Posting Komentar untuk "OUTBOUND NDESO SEBAGAI LANGKAH KOLABORASI"