SEBATAS KEMAMPUAN

 

SEBATAS KEMAMPUAN

 

Pada tulisan sebelumnya kita telah ngobrol tentang sarana pertumbuhan. Masalah / ujian ternyata sarana yang diberikan Allah SWT untuk pertumbuhan jiwa kita. Namun tentunya masih banyak diantara kita yang merasa kok masalahnya berat banget. Serasa ndak selesai, satu masalah selesai berganti dengan masalah lainnya. Bahkan terkadang menjadi menumpuk masalah satu dengan lainnya.

Frustasi melanda. Merobohkan batas pertahanan kita, begitu gerutu dalam hati. Bahkan ada yang melontarkan protes, sungguh Allah tidak adil, kenapa hidup saya semakin terpuruk dengan rentetan masalah. Jadilah stress yang menyebabkan kita jadi sakit. Karena hasil penelitian para ahli menyebutkan, 70-80 persen penyakit itu bermula dari pikiran atau disebut psikosomatis.

Kita berusaha mengurai masalah yang sedang dihadapi dengan mencari bantuan. Parahnya, justru ada yang mencari pelarian agar terhindar dari masalah pada hal-hal yang tidak semestinya. Selama ini kita memandang bahwa penyelesaian masalah berpusat pada diri kita. Justru yang ada jadi lingkaran setan yang membelit.

Kita sering memandang sesuatu secara sepotong, tanpa melihat berbagai hal dari dua sisi yang saling melengkapi. Ada sebab dan ada akibat yang sering kita lewatkan. Disini kalau kita berbicara tentang kehidupan beserta perangkat dan sarananya, berarti ada yang Maha Mengatur segalanya. Kita sering terlewat untuk melihat Allah SWT sebagai pusat segala sesuatu.

Termasuk masalah sebagai sarana naik kelas kejiwaan dan spiritual. Seperti halnya fisik, akan menjadi kuat apabila ada perangkat hidup yang terpenuhi. Misalnya makan yang halal dan thoyib, istirahat yang seimbang serta perilaku hidup yang tidak menyimpang. Hal itu akan menjaga tubuh tumbuh dengan baik.

Disisi lain, tubuh akan menjadi kuat apabila otot-otot terlatih. Kita bisa melihat orang bisa mengangkat beban yang berat karena proses latihan terus menerus. Bahkan ada di desa saya seorang bapak yang tubuhnya kecil, tapi bisa mengangkat beban lebih dari 100 kg. Bukan instan, hal ini karena sejak kecil si bapak sudah terbiasa bekerja angkan beban. Kekuatan ototnya jadi berkembang luar biasa.

Begitupun otot kejiwaan akan semakin kuat karena terlatih. Sarana latihan otot kejiwaan ya dengan masalah yang dihadapi. Begitu bisa terselesaikan satu permasalahan akan berkembang kekuatan jiwanya. Seiring bertambahnya usia seharusnya kekuatan kejiwaan akan semakin matang, karena telah melewati fase permasalahan yang beragam.

Sering kita mengeluhkan, masalahnya kok berat amat ya. Kalau kita mau merenung sejenak, pasti kita mengalami masa seperti ini berulang dalam hidup. Nyatanya juga bisa selesai dan terlewati dengan baik. Buktinya kita masih hidup hehehe.

Bukankah Allah SWT yang menciptakan kita dan menggenggam segala urusannya memang memberikan masalah sekadar kemampuan kita. Allah SWT terlepas dari sifat melampaui batas, termasuk dalam menguji hambanya.

Mari kita tadabburi QS. Al Baqarah ayat 286:" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan)  yang dikerjakannya,  dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan)  yang diperbuatnya ".

Pada penggalan awal ayat tersebut jelas bahwa ukuran masalah itu pas dengan kemampuan kita. Allah SWT kan yang Maha Mengetahui batasan kemampuan kita melebihi diri kita sendiri. Jadi Allah menguji kita sebatas kemampuan kita. Berat menurut orang lain, bisa jadi biasa saja bagi yang menjalani, karena otot kejiwaannya telah terlatih.

Apabila kita melibatkan Allah dalam setiap urusan kita, maka pertolongan Allah pasti akan membawa kebaikan. Sama-sama selesai sebuah masalah, yang melibatkan Allah dengan yang tidak pasti berbeda hasil akhirnya. Dalam bahasa ayat tersebut kita mendapatkan pahala atas kebajikan yang dilakukan. Pahala dalam penyelesaian masalah adalah rahmat Allah.

Namun ketika kita tidak melibatkan Allah dalam penyelesaian masalah, meskipun selesai kita akan mendapatkan siksa bisa berupa rasa payah berkelanjutan ataupun kebingungan. Semua kembali pada pilihan kita masing-masing.

Maka, sudah sewajarnya kita belajar menggeser sudut pandang dalam setiap masalah. Otot kejiwaan kita akan bertumbuh karena masalah. Pertumbuhan spiritual kita akan semakin baik. Tentunya dengan keyakinan bahwa masalah diberikan sebatas kemampuan kita menjalani.

 

Waallahu a'lam bish-showab

Desa Menari, 5 Januari 2023

Kang Tris

Murid Sekolah Kehidupan

Posting Komentar untuk "SEBATAS KEMAMPUAN"