MENGATASI CINTA YANG
MENYAKITKAN
Kang
Tris*
Cinta,
sebuah ungkapan yang akan mendorong kita semua pada persepsi yang mengarahkan
kita semua pada sesuatau yang menyenangkan. Energi cinta begitu kuat sehingga
menjadikan seseorang mampu melewati batasan-batasan dalam dirinya. Orang yang
sedang dimabuk cinta laksana kuda yang lepas dari tali kekangnya. Begitu kuat
tenaga yang muncul untuk memperjuangkan sesuatu yang dicintainya. Kerelaan
untuk menerima rasa sakit demi mencapai obyek cinta sangat kuat melekat pada
diri seseorang yang sedang dimabuk cinta.
Cinta
senantiasa disimbolkan dengan obyek diluar diri orang yang sedang dimabuk
cinta. Atas dasar cinta pula manusia mampu melangsungkan proses hidupnya. Orang
bisa begitu kuat melawan titik kritis hidupnya ketika menemukan obyek cinta
pada dirinya. Begitu pula seseorang bisa terperosok dalam jurang nestapa
apabila telah dihempaskan dari lingkaran cinta. Dengan dalih cinta orang bisa
berbuat kenekatan-kenekatan yang diluar logika kemanusiaan. Rasa cinta adalah salah
satu fitrah yang diberikan oleh Allah SWT sebagai salah satu instrument
kehidupan. Cinta pun mengalami fase atau tingkatan sesuai fase perkembangan
kejiwaan seseorang. Cinta balita tentu masih berada pada taraf pemenuhan kebutuhan
dasar mereka untuk bertahan hidup. Beranjak meningkat usianya seorang manusia
juga mengalami perpindahan obyek cinta.
Ketika usia anak-anak obyek cinta telah beralih dari hal-hal yang bersifat
instingtif menuju obyek diluar dirinya, misalnya teman sepermainan maupun
benda-benda yang diperkenalkan sebagai mainan mereka.
Beranjak remaja obyek cinta mengalami perkembangan dan
mulai menemukan sisi khusus berupa lawan jenis, asesoris duniawi dan lainnya.
Menuju dewasa obyek cinta telah mengalami perluasan lagi pada keluarga, pekerjaan,
harta benda dan lain sebagainya. Pada taraf ini menjadi titik kritis,yaitu
apakah seseorang mampu menembus cakrawala melewati batasan-batasn cinta yang
bersifat materiil munuju kesejatian cinta. Disinilah seseorang akan mulai
menampakkan fokusnya. Energi yang dilontarkan pun akan sangat besar, karena
obyek cinta begitu banyak. Satu orang dewasa bisa memecah focus energi cintanya
pada keluarga, pekerjaan, jabatan, status sosial dan lain sebagainya. Ketika
sudah taraf ini, seseorang akan mulai merasakan cinta yang berlebih hingga
terkadang menjebak dan enggan untuk melompat lebih jauh. Hal ini terjadi karena
banyak obyek cinta yang harus dia jalankan, sehingga seluruh energi cinta
terfokus disini. Pada titik inilah seseorang mencapai optimalisasi peran dalam
memenuhi obyek cinta. Kecintaan pada keluarga, pekerjaan, harta benda, jabatan,
status sosial dan lain sebagainya terkadang bisa menjebak. Orang bisa berbuat
nekat ketika hasrat untuk memenuhi obyek cinta yang beragam ini tidak
terpenuhi. Namun disisi lain, orang yang sudah terpenuhi beragam obyek cinta
yang disebutkan terakhir ini juga bisa berbuat nista dengan berupaya
memanipulasi keadaan demi melanggengkan apa yang sudah dimiliki bahkan kalau
bisa berlebih lagi sehingga serih disebut orang yang serakah. Keserakahan yang
merupakan salah satu ekspresi cinta pada kisaran mareriil telah menimpulkan
huru hara sosial dan merusak keseimbangan kosmologi kehidupan. Terjadinya
korupsi, perusakan lingkungan dan perbuatan amoral lainnya bersumber dari
ekspresi cinta yang melekat. Dilihat dari sisi duniawi orang seperti ini akan
dikategorikan sebagai orang yang berhasil oleh kawan-kawannya.
Kemelekatan
cinta yang dialami orang dewasa ternyata sangat berbahaya meleihi fase balita
maupun anak-anak. Cinta yang bersifat fitrah alamiah dan merupakan rasa
KeTuhanan telah ditumpulkan oleh pilihannya sendiri. Apabila tidak bisa lepas
dari kemelekatan cinta tersebut, seseorang akan terjerembab pada petaka cinta
yang menyakitkan. Karena cepat atau lambat akan menjadi boomerang baik berupa
sanksi sosial maupun ketergantungan pada obyek duniawi yang menjadikan
seseorang enggan melangkah pada fase cinta yang seharusnya dijalani yaitu cinta
yang bersifat spiritual. Bahkan sampai akhir hayatnya pun akan mengalami
siksaan yang menyedihkan karena saat jiwa harus meninggalkan jasad masih
terbebani oleh obyek cinta duniawi. Maka ibarat anak panah, tidaka akan mampu
melesat lepas dari bususrnya menuju sasaran yang harus dituju.
Hal
ini telah diingatkan secara tegas oleh Sang Pemberi Rasa Cinta yaitu Allah SWT
dalam Q.S. At Taubah :24 yang berbunyi “
Katakanlah,”Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu,
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai
daripada Allah dan rasulNya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai
Allah memberikan keputusan-Nya.”Dan Dia Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik”.
Meresapi
makna dari ayat tersebut diatas, maka kita akan mengalami fase cita yang
menyakitkan apabilah obyek cinta terhenti pada obyek-obyek duniawi. Sekaligus
solusi yang diberikan oleh Allah SWT untuk melepaskan kita dari rasa cinta yang
menyakitkan, yaitu menjadikan Allah SWT, Rasul-Nya dan Jihad di jalan-Nya
menjadi tujuan dan jalan cinta yang tertinggi. Lantas ada yang bertanya, kalau
begitu kita tidak boleh dong mencintai dunia ini, hidup kok ribet, yang
pasti-pasti saja deh. Kembali ke fase cinta yang bersifat spiritual, itulah
yang diajarkan oleh Allah SWT melalui Q.S At Taubah : 24 tersebut. Sah-sah saja
kita mencintai dunia dan segala isinya termasuh keluarga dan kerabat kita.
Namun itu justru tumbuh dan berkembang sebagai turunan karena cinta kita kepada
Allah dan Rasul-Nya. Sehingga perjuangan kita (Jihad) senantiasa berada pada
jalur yang benar yaitu dalam rangka mengemban amanah Allah sebagai kholifah-Nya
dibuni. Semoga kita senantiasa dibimbing oleh Allah untuk bisa mengalami fase
cinta secara benar dan menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai sumber dan tujuan
cinta. Harapan selanjutnya adalah kita terlepas dari Rasa Cinta Yang
Menyakitkan karena menghambat perjalanan hakiki kita sebagai seorang salik.
Hanya Allah lah sumber segala kebenaran.
·
Pegiat da Ketua
Pokdarwis Desa Menari
Posting Komentar untuk "MENGATASI CINTA YANG MENYAKITKAN"