KETERGANTUNGAN YANG MENGASYIKKAN


KETERGANTUNGAN YANG MENGASYIKKAN
Kang Tris*
 
Ketergantungan menjadi salah satu pertanda dari keberadaan mahluk. Setiap sesuatu tidak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan ketergantungan akan sesuatu yang lain. Kalau kita kupas pada manusia sebagai mahluk yang memiliki tingkat kesempurnaan dibanding mahluk yang lain. Manusia juga memerlukan ketergantungan dalam proses hidupnya. Ingat kalaimat memerlukan, ini berarti manusia tidak bisa mandiri seutuhnya. Karena dititik terendah dalam proses hidupnya, manusia akan mencari pelarian untuk mengurai masalah demi masalah yang sedang dijalaninya. Kalau kita telisik lebih jauh, benarkah manusia memerlukan ketergantungan hanya saat ditimpa permasalahan? Kalau kita kaji lebih jauh, betapa manusia telah jauh melampaui kebutuhan dasarnya akan ketergantungan.

Manusia dengan dorongan nafsunya telah menukar kemandiriannya dengan menggantungkan segala sesuatu yang bersifat materiil diluar dirinya. Ada yang menggantungkan pada makanan, pakaian, asesoris hidup dan berbagai hala lainnya. Seolah kini manusia tidak bisa hidup tanpa adanya sesuatu tempatnya bergantung, baik berupa benda, orang maupun sesuatu diluar dirinya. Semakin lama bukan mengikis sisi ketergantunga tersebut, namun justru semakin masuk hingga memenjara dirinya sendiri. Kalau sudah seperti ini manusia sangat mudah sekali mengalami stress apabila sesuatu diluar dirinya hilang.

Manusia memerlukan tempat bergantung sebenarnya untuk memproteksi dirinya sendiri. Namun sungguh disayangkan salah jalur, sehingga sesuatu yang dia anggap bisa memberikan rasa aman dengan menjadikannya tempat bersandar justru semakin menariknya terperosok lebih jauh pada benang ruwet permasalahan hidup. Ibarat tempat berlindung, sesuatu diluar diri tempat manusia bergantung ibarat sedang menata sebua rumah. Tentunya kenyamanan dan rasa aman yang ingin diperoleh dari hal tersebut. Benarkah apa yang disangkakan seseorang akan ketergntungan dirinya pada obyek materi diluar diri itu akan memberi solusi dan membereskan permasalahannya? Kenyataan yang terjadi justru sebaliknya, ketergantungan pada obyek materi ataupun non materi kebanyakan malah menambah masalah bagi orang yang bergantung tersebut.

Ternyata pilihan akan tempat kita bergantung atau berlindung sudah dijelaskan langsung oleh Sang Maha Pencipta yang tersurat dalam QS. Al-‘Ankabut (29) : 41 : “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui”. Tegas sekali contoh yang diberikan oleh Allah SWT. Ketergantungan kita pada obyek materi maupun non materi yang selama ini disangka akan memberikan solusi itu ibarat sedang membangun sarang laba-laba. Betapa rapuh dan berbahayanya bagi perkembangan diri secara spiritual dan moral sosial. Karena orang seperti ini tidak akan mampu memberikan manafaat lebih secara nyata, karena dirinya sendiri masih terbelenggu. Keadaan kejiwaan orang seperti ini sangat rapuh. Maka orang seperti ini tidak bisa menikmati hidupnya secara merdeka. Boleh dibilang hidupnya nggak asyik.

Allah SWT sebagai pemilik mutlak seluruh kehidupan langsung memberikan solusi, yaitu penegasan di awal ayat. Pentingnya kita menggantungkan hidup kita atau mencari perlindungan dalam bahasa ayat tersebut kepada Allah SWT.Inilah kmurnian keimanan seorang muslim, yaitu hanya Allah SWT tempat dirinya bergantung dan berlindung. Jaminan yang diberikan adalah kekokohan dalam melangkah dan ketenangan mengahadapi berbagai problematika kehidupan. Hal ini jelas sekali, karena kita menggantungkan seluruh proses hidup kita hanya kepada Dzat yang berhak dan wajib kita mintai pertolongan yaitu Allah SWT.

Hidup orang yang menggantungkan hidupnya pada Allah SWT semata akan menjadi sangat asyik. Karena dia sudah mengembalikan kebutuhan dasarnya untuk mencari perlindungan kepada Dzat penggenggam seluruh urusan. Dia pasrahkan seluruh proses hidupnya hanya kepada Allah SWT. Maka dalam menghadapi berbagai problem kehidupan akan melaju dengan tenang. Memang masih akan tersambar riak-riak kecil gelombang kehidupan. Namun akan cepat sekali kembali pada ketenangan karena telah menyadari sepenuhnya bahwa itu semua terjadi atas kehendak Allah SWT. Maka sungguh Ketergantungan Yang Mengasyikkan itu hanya diperoleh saat ketergantungan itu bukan pada obyek materi dan non materi diluar diri yang masih sama-sama makhluk. Hanya ketergantungan kepada Allah SWT yang benar-benar mengasyikkan.

 * Pegiat dan Ketua Pokdarwis Desa Menari

Posting Komentar untuk "KETERGANTUNGAN YANG MENGASYIKKAN"